Kamis, 07 November 2013

Tips Menghentikan Kebiasaan Buruk Anak

Ilustrasi
Setiap orang tentu memiliki kebiasaan buruk yang susah untuk dihilangkan, begitu juga dengan anak-anak. Itulah sebabnya, Anda sebagai orangtua harus jeli untuk mengatasinya. Seperti orang dewasa, anak-anak pun bisa memiliki beberapa kebiasaan buruk. Tidak mudah memang untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, akan lebih mudah apabila sudah dihentikan pada saat masih anak-anak sebelum kebiasaan ini terbawa hingga dewasa. Menghentikan kebiasaan buruk anak harus dimulai dari menjelaskan pada anak bahwa kebiasaan yang anak lakukan tersebut tidak baik. Dalam hal ini penyampaian orang tua sebaiknya dilakukan secara tepat karena anak-anak tidak akan mengubah kebiasaannya bila mereka tidak mendapat penjelasan yang benar.

Berikut Tips untuk menghentikan kebiasaan buruk anak:

1.Tunjukkan Sikap yang Benar
Kebanyakan orang tua hanya langsung memarahi anak dan menghakimi mereka, cara ini justru akan membuat anak semakin berontak dan tidak akan mendengarkan apa yang anda katakan. Orang tua harus mencoba dan bereaksi dengan cara yang lembut dan jelas dengan menunjukkan kebiasaan yang tidak disukai pada anak. Ajarkan kebiasaan yang baik pada anak sejak dini.

2.Membuat Anak Berpikir
Berikan alasannya mengapa kebiasaan tersebut anda anggap buruk. Cara lain agar penjelasan bisa lebih diterima oleh si anak adalah dengan membuat anak berpikir dan membuat pengandaian pada orang lain, jadi jangan terkesan memojokkannya. Anda dapat menggunakan nama-nama fiktif dan membuat pengandaian tindakannya seperti kebiasaan yang tidak anda sukai. Anda juga bisa menceritakan sebuah cerita yang menampilkan bagaimana kebiasaan buruk dapat mengakibatkan hasil yang buruk. Ini akan membuat anak-anak berpikir tentang bagaimana kebiasaan buruk dapat mempengaruhi mereka dan orang-orang disekitar mereka.

3.Beri Alasan yang Masuk akal (Rasional)
Tidak cukup hanya memberitahu anak, anda harus memberi mereka beberapa alasan yang rasional mengapa kebiasaan tertentu itu tidak baik. Anak-anak memiliki pikiran yang ingin tahu dan setiap kali anda meminta mereka untuk tidak melakukan sesuatu, mereka akan ingin tahu. Jadi pastikan anda menjelaskan kepada anak mengapa kebiasaan tertentu buruk. Dengan cara ini anak akan tidak hanya berpura-pura mengubah kebiasaannya tersebut tetapi mereka akan benar-benar merubahnya.

4.Gunakan Insentif sebagai Motivasi
Beberapa kebiasaan buruk tidak semudah itu untuk langsung diubah. Dalam hal ini anda mungkin harus memberikan anak beberapa insentif untuk memotivasi anak untuk berubah menjadi lebih baik. Pastikan bahwa anda memberikan insentif atau hadiah yang tepat untuk anak, insentif yang bisa membangun dan mengubah kebiasaan si anak. Jangan memberikan uang sebagai insentif tapi pikirkan hadiah yang nantinya bisa mendidik anak.

5.Beri Dukungan Positif
Berikan dukungan positif ketika anda mencoba untuk menghentikan kebiasaan buruk yang dimiliki anak. Sangat penting untuk menghargai ketika mereka mengubah diri mereka menjadi lebih baik. Pasti perlu tekad untuk melakukannya dan ketika anda memberikan dukungan sepenuhnya, ia juga akan lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.

6.Beri Contoh
Jika anda ingin agar anak tidak melakukan kebiasaan buruk atau tidak berbohong, maka anda pun harus jujur pada apapun yang ditanyakan. Anda harus menetapkan contoh untuk anak-anak sehingga mereka dapat mengikuti. Jika anak melihat tindakan orang tua nya tidak sesuai dengan apa yang dikatakan, maka anak juga pasti akan mencontoh tindakan yang sama.

Yang pasti cara yang paling sederhana untuk membuat anak mengurangi kebiasaan buruknya adalah dengan tidak memberikan perhatian dalam bentuk apapun saat anak melakukan kebiasaan buruk tersebut. Karena seorang anak melakukan suatu hal itu sebenarnya karena ia ingin diperhatikan. (AAM)

(Dikutip dari berbagai sumber)

Dampak Positif Liburan bagi Anak

Ilustrasi
Liburan adalah waktu yang paling banyak ditunggu setiap orang walaupun untuk liburan banyak hal yang bisa dilakukan dari mulai yang sederhana sampai liburan yang memakan biaya tinggi. Tetapi hal itu bukan masalah sepanjang kita memfokuskan pada aspek positif liburan terutama untuk kesehatan. Peneliti telah menunjukkan liburan ternyata sangat dianjurkan oleh para dokter karena memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesehatan.

Menikmati liburan bersama keluarga memiliki manfaat bagi perkembangan anak. Banyak orang, setiap habis berlibur bersama keluarga, oleh-oleh yang paling banyak dibawa adalah cerita dan foto-foto kenangan di tempat tujuan liburan. Kegembiraan yang dialami bersama-sama, membuat hubungan antar anggota keluarga menjadi lebih dekat dan semakin kuat satu sama lain. Walaupun mungkin saja anak-anak tidak selalu mampu mengingat setiap liburan yang mereka alami, namun, secara keseluruhan liburan mampu membentuk diri setiap anggota keluarga, baik secara individu maupun sebagai bagian dari keluarga besar.

Seperti halnya memasuki bulan lebaran, banyak orang merayakannya dengan pulang ke kampung halaman untuk berjumpa dengan orangtua, saudara sehingga saat tiba hari lebaran, semua saudara bisa saling memaafkan serta menjaga kerukunan di kemudian hari.

Mungkin secara tidak anda sadari, liburan juga memiliki manfaat yang sehat secara fisik dan mental, juga dapat mempererat hubungan keluarga terutama anak seperti berikut:

1. Belajar mengenal aktivitas baru
Anak bisa melihat sekaligus belajar mengenal beberapa aktivitas baru yang hanya ada di tempat -tempat yang tidak biasa seperti petani yang sedang membajak sawah, pemain surfing yang sedang berselancar di pantai, nelayan yang sedang memancing ikan di laut dan sebagainya. Manfaatkan momen itu untuk menambah kosakata anak.

2. Melatih rasa percaya diri
Pengalaman naik pesawat, berenang di pantai, merasakan dinginnya air terjun, dan sebagainya, membuat keyakinan dirinya bertarnbah. Sebaiknya Anda tidak banyak melarang, biarkan anak memuaskan rasa ingin tahunya. Misalnya, ia penasaran melihat air laut yang sangat banyak. Biarkan ia mendekat dan merasakan dinginnya air laut dan kuatnya deburan ombak. Tentu saja pengawasan orangtua sangat dibutuhkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Mengenal nama daerah yang dikunjungi
Di usia balita anak juga sudah bisa diajarkan mengenal nama-nama tempat atau daerah yang dikunjungi. Misalnya, diajak berlibur ke Bali. Tempat wisata yang disinggahi apa saja? Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pura Uluwatu, Ubud, dan sebagainya. Supaya mudah, ingatkan anak dengan ciri khas atau kenangan yang dilakukan di tempat itu. Umpamanya di Pantai Kuta, waktu bermain Iayang-layang dan di Pura Uluwatu melihat monyet.

4. Menambah pengalaman
Selama perjalanan banyak pengalaman baru yang didapat anak. Ia melihat banyak hal untuk pertama kalinya, seperti laut, gunung, candi, kapal, pesawat, tari-tarian, pakaian adat, makanan, dan sebagainya.

5. Mempererat hubungan keluarga
Bepergian jauh atau berlibur selama beberapa hari bersama keluarga dalam suasana gembira akan mempererat hubungan keluarga . Anak akan merasakan kasih sayang dari ayah dan ibu sekaligus belajar mengekspresikan rasa sayangnya.

Bagaimanapun cara berlibur yang Anda dan keluarga lakukan yang terpenting adalah Anda dan keluarga harus bisa memetik pelajaran dan menikmati pengalamannya. (AAM)

(Dikutip dari berbagai sumber)